ANANLISIS KARAKTERISTIK
SISWA SEKOLAH DASAR

A.    Karakteristik              
Beban yang berat bagi sekolah terkadang membatasi hak-hak anak-anak untuk bermain. Sehingga anak-anak lebih cenderung malas dan bosan pada saat mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas karena, hal tersebut dikarenakan mereka mosan dalam menghadapi situasi pembelajaran yang selalu sama. Masa kanak-kanak merupakan masa bermain dan belajar. Salah satu karakteristiktugas pembelajaran anak-anak yaitu berkaitan dengan rasa ingin tahu anak-anak yang lebih tinggi.   Dengan demikian seorang guru penting untuk menganalisis karakteristik siswa dalam mendesai pembelajaran yang menyenagkan. Menurut alfin (hal:190) mengatakan bahwa dalam menganalisis karaktristik siswa guru perlu melakukan berdasarkan landasan uridis dan teoritik yaitu, pertama peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa pengembangan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan, dan kepentingan siswa. Kedua secara teoretik siswa berbeda dalam banyak hal yang meliputi perbedaan fitrah individual, disamping perbedaan latar belakang keluarga, sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan.
Sebelum menyusun dan mengembangkan silabus dan RPP, terlebih dahulu seoarang guru perlu memahami peserta didiknya. Karena setiap peserta didik memiliki berbagai macam tingkat pengetahuan, sikapdan keterampilan. Karekteristik berasal daari kata karakter yang berarti tabiat, watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang bersifat tetap Dahlan (1994) dalam artikel (media.netili.com). Diperjelas dalam jurnal Alfin (hal:192) mengatakan bahwa karakteristik pada dasarnya menggambarkan tentang kondisi siswa seperti usia, kelas,  pekerjaan, dan gender. Sedangkan menurut Makmun dalam Anwar (2011:58) mengatakan bahwa definisi karakteristik siswa merupakan sebagai ciri dari kualitas seorang siswa yang pada umumnya meliputi seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, kerampilan, psikomotorik, kemampuan berja sama, dan keterampilan sosial. Jadi dapat simpulkan bahwa, karakteristik merupakan watak atau pembawaan yang dimiliki oleh individu secara ciri khas dan berbeda dengan karakter individu lainnya baikdari segi pengetahuan, tingkat kedewasaan, serta penagalaman yang didapatkan.
Dalam analisis karakteristik siswa, terdapat dua karakteristik awal yang dimiliki siswa yaitu sebagai berikut:
1.      Latar Belakang Akademik
a.       Jumlah siswa
Seorang guru perlu mengetahui jumlah siswa yang akan di ajar dalam satu kelas kecil atau kelas besar. Dengan demikian akan mempengaruhi persiapan guru dalam menentukan dan menusun metode, media, waktu, dan evaluasi yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui jumlah siswa, seorang guru perlu berkoordinasi dengan bagian akademik sekolah.
b.      Latar Belakang Siswa
Pemahaman seorang guru terhadap latar belakang siswa meliputi latar belakang keluarga, tingkat ekonomi, hobi dan lain-lain sebagainya, juga akan berpengaruh terhadap proses perumusan perencanaan susunan pembelajaran. Untuk mendapatkan data tentang latar belakang tersebut dapat diperoleh melalui pengisian biodata oleh siswa.
c.       Indeks Prestasi
Pemahan seorang guru terhadap indeks prestasi siswa juga menjadi sangat penting, agar materi yang akan disampaikan oleh guru dapat sisesuaikan dengan tingkat prestasi yang dimiliki oleh siswa, bahkan siswa yang memiliki tingkat prestsi yang homogen dapat ditempatkan pada kelas yang sama, serta guru juga harus memperhatikan tingkat keluasan dan kedalan materi yang akan disampaikan sesuai prestasi yang dimiliki siswa.
d.      Minat Belajar
Minat belajar dapat dijadikan tolak ukur dalam memahami karakteristik siswa karena guru dapat melihat tingkat antusias siswa terhadap pelajaran yang disampaikan. Untuk mendapatkan hal tersebut, guru perlu melakukan wawancara atau pengisian angket, agar dapat meerangkum seluruh penilaian yang mencerminkan minat siswa terhadap mata pelajaran yang akan disampaiakn oleh guru.
e.       Keinginan siswa
Harapan dan keinginan siswa terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan juga bisa dijadikan sebagai patokan guru dalam memahami karakteristik siswa. Untuk mendapatkan hal tersebut, seorang guru perlu meminta siswa mengemukanan pendapatnya tentang harapan mereka terhadap materi yang akan disampakan, serta suasana yang diinginkan siswa dalam mencapai tujuan dari mata pelajaran.
f.       Lapangan Kerja
Hal ini dapat dilakukan dengan pengisian angket. Sehingga berdasarkan informasi yang didapatkan, guru dapat memberikan bimbingan dan motivasi terhadap peserta didik untuk mencapai cita-cita yang mereka inginkan.

2.      Faktor Sosial
a.       Usia
Faktor usia dapat dijadikan sebagai patokan dalam memahami karakteristik siswa. Dengan  memahami usia siswa maka akan berpengaruh terhadap pemilihan pendekatan pembelajaran yang akan diakukan. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan terhadap usia anak-anak tentu berbeda dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan pada anak remaja atau anak dewasa.
b.      Kematangan
Pemahaman seorang guru terhadap kematangan dalam memahami karakteristik siswa, juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan berbagai macam pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kesiapan siswa. Dalam ilmu Psikologi pendidikan kematangan disebut juga sebagai perkembangan. Menurut Soemanto dalam Anwar (2011:63) mengatakan bahwa perkembagan merupakan suatu perubahan yang bersifat kualitatif dari pada fungsi-fungsi tubuh manusia baik jasmani maupun rohani. Dari perkembangan jasmani dan rohani manusia terjadi pada setiap fase kehidupan manusia yang mengarah kepada terjadinya proses kematangan. Kematangan tersebut mencakup:
1).    Kematangan Prenatal: yaitu anak yang berusia 2,5 tahun akan mengalami fase fungsi syaraf serta refleksi untuk menggerakkan tubuh bayi.
2).    Perkembangan Vital: yaitu lahir, menangis, dan tak berdaya, tetapi setelah mengalami fasetersebut maka ketiga aspek tersebut dapat berfungsi dan menjadi  matang.
3).    Kematangan Ingatan: yaitu anak yang berusia 2 – 3 tahun maka fungsi ingatan anak mulai berkembang, sehingga anak mampu menerima kesan dan ingatan serta mmenuju kesempurnaanya pada usia berikutnya.
4).    Kematangan Imajinasi: yaitu pada anak usia 3 – 4 tahun anak sudah merasa bahwa dirinya merupakan kepentingan dari orang lain.
B.     Karateristik guru
Selain memahami karakteristik siswa demi tercapainya tujuan pembelajan dalam menusun RPP, seorang guru juga perlu memperhatikan sembilan karakter dalam mengajar. Menurut Rudiana (2012:84) mengatakan bahwa terdapat 9 Karakter guru yang menyenagkan antara lain sebagi berikut:
1.      Guru Visioner: merupakan guru yang dirindukan oleh siswa. Hal ini dikarenakan guru visioner mempu melihat apa yang menjadi keinginan siswanya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi guru visioner yaiut, guru perlu mengamati dan mempelajari secara mandiri tentang semua hal yang berkaitan denga inovasi pendidkan dan pembelajaran, serta guru juga selalu melakukan refleksi diakhir pembelajaran. Namun menurut Brown dalam Rudiana (2012:86) mengatakan bahwa terdapat sepuluh karakteristik yang menggambarkan guru visioner diantaranya yaitu, Visualizing, Futuristic Thinking, Showing Fore Sign, Proactive Planning, Creative Thingking, Taking Risk, Processing Alignment, Coalting Aligment, Continuous Learning, and Ambracing Change.
2.      Guru Pembelajar: pentingnya keberadaan guru pembelajar adalah bahwa seorang guru pembelajar akan memiliki berbaga macam metode, pengetahuan, wawasan, dan informasi yang berguna untuk meningkatkan proses pembelajaran. Selain itu, guru yang memiliki karakter ini juga selau mencari seribu satu cara untuk menajikan pembelajaran yang bermakna dan mendesain tata kelas yang menimbulkan hanrusias siswa yang lapat dan haus akan ilmu pengetahuan.
3.      Guru Penebar Senyum: senyum merupakan salah satu cata guru untuk mendapatkan simpati dari siswanya. Dari sebuah senyuman dan keramhan, seorang guru mampu membangkitkan semangat siswa untuk belajar, karena dalam suasana hati yang senag biasanya otak seseorang bisa bekerja dengan optimal. Sehingga siswa bisa belajar dengan rileks tanpa adanya tekanan. Guru yang memiliki karakter tersebut adalah guru yang setiap membuka pembelajaran selalu diawali dengan senyuman yang tulus dan hangat menyapa siswa. Dengan tujuan agar tercipta pembukaan pembelajaran yang berkesan.
4.      Guru Ikhlas: merupakan guru yang mengajar didasari oleh ketulusan yang sangat tinggi tanpa merasakan beban yang menindihnya. Guru yang ikhlas tidak akan menggap tugasnya sebagai kewajiban semata yang harus dilaksanakan, melainkan sebuah ruang dimana ia mampu memberikan yang terbaik dari dirinya berdasarkan semangat pengabdian. Sehinggi sosonya akan memancarkan energy yang posotif, maka energi tersebut akan membuat suasana pembelajaran menjadi positif dan menyenangkan.
5.      Guru Antusias: guru yang mengajar penuh dengan hantusiasme. Sehingga dari sikapnya akan mencerminkan kepedulian yang sangat tinggi terhadap siswa dan siswa merasa nyaman dengan pemberian perhatian lebih dari guru. pada akhirna spirit dan semangat siswa pun menjadi tumbuh sehingga suasana pembelajaran menjadi posotof dan menyenangkan.
6.      Guru Humoris: metupakan guru yang membuat pembelajaran menyenagkan dan membantu siswa dalam menangkap materi yang disampaikan dan menikmati suasana pembelajaran secara maksimal. Adapun beberapa manfaat yang dapat dipetik dari kebiasaan humoris tersebut yaitu, pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan nuansanya hidup, ketengangan dalam proses pembelajaran dapat dikurangi, menciptakan komunikasi yang santai, meregangkan syaraf-syaraf yang tegang sehinggan siswa merasa lebih rileks, dan menciptakan daya tarik pembelajaran. Humoris hanya bisa dilatih jika guru ingin membuka diri untuk terus belajar, menambah wawasan,meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan lain-lain.
7.      Guru Kreatif: merupakan guru yang senantiasa berani melakukan sebuah terobosan-terobosan baru dalam pembelajarannya. Dia juga sadar bahwa jika dirinya tidak ktearif, maka proses belajar mengajar akan menjadi monoton dan membosankan sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap materi pembelajaran yang diberikan.
8.      Guru Positif: merupakan guru yang mampu perpikir dari sisi baiknya terhadap setiap situasi dan keadaan yang dihadapinya baik terhadap dirinya, siswa dan profesinya. Misalnya, apabila ia menghadapi siswa yang kurang cerdas secara intelektual, maka guru yang berpikir positif akan memandang siswanya dari sisi lain seperti potensi yang ada pada anak tersebut.
9.      Guru Sugestif: merupakan guru yang mampu memberikan saran yang meyakinkan  atau memberi kesan serta nasehat unruk siswanya kearah yang lebih baik dan terfokus dalam mengikuti proses pembelajaran.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa, untuk mencapai tujuan pembelajaran selain memahami karakteristik siswa dalam mengembangkan maupun menusun silabus dan RPP yang akan dilalksanakan dalam prosese pembelajaran, seorang guru juga perlu memperhatikan sembilan karakter yang harus dimiliki seorang guru menyenangka bagi siswa. Dengan demikian terciptalah proses pembelajaran yang mendapatkan respon atau umpan balik antara guru dan siswa sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaika oleh guru.







Komentar

Postingan Populer